Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2024 sangat menekankan pada Penguatan Layanan Kesehatan Primer serta pentingnya kolaborasi semua pihak.
Transformasi Layanan Kesehatan Primer merupakan pilar pertama dari transformasi kesehatan Indonesia.
Kementerian PPN/Bappenas
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan;
Kementerian Dalam Negeri
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kementerian Keuangan
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat;
Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan;
Staf Ahli Menteri bidang Teknologi Kesehatan
Staf Khusus Menteri bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat;
Staf Khusus Menteri bidang Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi.
Staf Khusus Menteri bidang Transformasi Kesehatan
Direktur Tata Kelola Kesehatan Masyarakat, Ditjen Kesmas
Dr. dr. Trihono, M.Sc – ThinkWell
Co-Koordinator
Direktur Manajemen Kesehatan Masyarakat
Dr dr Trihono, M.Sc - ThinkWell
Technical Team
(Kementrian Kesehatan)
Member
Konsorsium PHC
Andre Sahat Yudha Putra
Corp Affairs Manager
andre_yudha@aprilasia.com
Kegiatan
Wilayah Kerja
Provinsi Riau – fokus di Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Siak, Kabupaten Kuantan Singingi ditambah Kabupaten Kampar dan Kep. Meranti.
Abdulah Anshor
Program Manager
abdulah.anshor@ai.astra.co.id
Kegiatan
Astra telah berkontribusi terhadap kemajuan sosial di Indonesia melalui strategi Public Contribution Roadmap yang kini diperkuat dengan Aspirasi Keberlanjutan Astra 2030. Astra berkomitmen untuk selalu berperan aktif dalam membangun masyarakat demi terwujudnya masa depan bersama yang lebih baik melalui empat fokus pilar, salah satunya adalah “Astra untuk Indonesia Sehat” yang difokuskan pada Pilar Kesehatan. Berbagai program kesehatan yang dijalankan melalui Astra untuk Indonesia Sehat berfokus pada kesehatan ibu, remaja, dan anak yang ditujukan untuk masyarakat dan lingkungan Grup Astra. Beberapa program kesehatan yang telah dilakukan oleh Astra untuk mencapai tujuan tersebut antara lain:
1. Pelayanan Kesehatan Primer Terpadu.
2. Program Kesehatan yang Fokus pada Ibu dan Anak
3. Program Kesehatan yang Berfokus pada Remaja/Remaja
Wilayah
1. Pelayanan Kesehatan Primer Terpadu: – Denpasar, Bali – Purwakarta, Jawa Barat – Mataram, Nusa Tenggara Barat – Sijunjung, Sumatera Barat – Rote, Nusa Tenggara Timur – Belitung.
2. Program Pencegahan Stunting: – Cianjur, Jawa Barat – Sumedang, Jawa Barat – Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur – Kupang, Nusa Tenggara Timur – Pasangkayu, Sulawesi Barat – Gorontalo – Banyumas, Jawa Tengah – Rote, Nusa Tenggara Timur – Mataram, Nusa Tenggara Barat – Purwakarta, Jawa Barat.
Kegiatan
Mendukung Uji Coba ILP di 9 Puskesmas pada tahun 2022
Wilayah Lokus
Irma Tasya
Project Coordinator
itasya@path.org
Kegiatan
Melalui kegiatan Test to Scale Digitally Enabled Integrated Cadre Approach in Indonesia, PATH bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan primer (PHC) dengan empat alur kerja yang sinergis untuk memajukan transformasi puskesmas di Indonesia:
Intervensi multi-komponen ini dirancang untuk mendukung tenaga kesehatan masyarakat terintegrasi (selanjutnya disebut kader) melalui (1) peningkatan pelatihan, pengawasan, dan pendekatan peningkatan kualitas berkelanjutan (Continuous Quality Improvement/CQI) dan (2) perangkat digital yang mudah digunakan untuk memandu kader terintegrasi dalam pengambilan keputusan dalam penyediaan layanan dan rujukan di tingkat masyarakat, serta mengumpulkan dan melaporkan data di tingkat masyarakat dan menggunakan data tersebut untuk pengambilan keputusan.
Wilayah Kerja
Provinsi Jawa Timur dan Papua
Yuni Dwi Setiyawati
CEO
yuni.setiyawati@sid-indonesia.org
Kegiatan:
1. Melakukan Survei Kesiapan Layanan dan Tingkat Digitalisasi
2. Memanfaatkan Hasil Survei untuk Pengembangan Peta Jalan Digitaliasi
3. Memfasilitasi Implementasi Rencana melalui Pembentukan Tim Kerja
4. Mengembangkan Ekosistem Data Bersama untuk Aksi FHIR di Tingkat Kabupaten dan Nasional
5. Menyempurnakan Pedoman Pelaksanaan FHIR (buku pedoman) dan Membuat Kurikulum FHIR untuk Non-Pengembang
6. Menyediakan Dashboard Tindakan untuk Pejabat Kesehatan Masyarakat di Tingkat Kabupaten dan Desa
7. Peningkatan Sumber Daya Manusia yang Berkelanjutan di Bidang Kesehatan
8. Meningkatkan pengetahuan dan praktik bagi Pekerja Kesehatan di Lini Depan (PKD)
9. Melakukan Penilaian Dampak dan Peningkatan Program Berkelanjutan.
Wilayah Kerja
Garut (Jawa Barat), Badung (Bali), Pidie (Aceh), Sumbawa Barat, Lombok Barat, Lombok Timur dan Lombok Tengah (Nusa Tenggara Barat).
Ancilla Irwan
Grant Management Lead
ancilla_irwan@tanotofoundation.org
Fransisca Wulandari
Stunting Reduction Lead
fransisca_wulandari@tanotofoundation.org
Kegiatan:
Tingkat Nasional:
Mendukung Pemerintah Indonesia dalam mempercepat penurunan stunting dengan mengadvokasi dan memperkuat kebijakan dan sistem.
Tingkat Daerah:
Memperkuat kapasitas pemerintah daerah untuk mengimplementasikan Strategi Nasional Pengurangan Stunting, khususnya dalam Komunikasi Perubahan Perilaku, Konvergensi Program, dan Pemantauan dan Evaluasi.
Wilayah Kerja
Tingkat nasional
Sumatera Utara: Pakpak Bharat, Kota Pematang Siantar
Sumatera Barat: Pasaman Barat
Jambi: Muaro Jambi, Batanghari
Riau: Siak, Pelalawan, Kep. Meranti, Kampar
Jawa Barat Garut
Jawa Tengah: Banyumas, Brebes, Tegal, Kota Semarang
Kalimantan Timur: Kutai Kartanegara
Sulawesi Selatan
NTB: Lombok Barat, Lombok Utara
Program PASTI:
Konsorsium USAID, Tanoto Foundation, PT Amman Mineral Nusa Tenggara, PT Bank Central Asia Tbk, dan Yayasan Bakti Barito, dengan Wahana Visi Indonesia sebagai mitra pelaksana.
Hingga tahun 2026, total 16 kabupaten di 4 provinsi (Banten, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan NTT).
Trihono
Senior Technical Advisor
ttrihono@thinkwell.global
Kegiatan
1. Mendukung Kemenkes dengan menyediakan model keuangan untuk implementasi ILP.
2. Mendukung Kemenkes dalam pengembangan model layanan di setiap titik layanan.
3. Melakukan analisis aliran dana untuk memantau pengeluaran kesehatan di tingkat kabupaten, Puskesmas, dan desa.
4. Membantu Dinkes Kabupaten/Kota untuk mengembangkan Roadmap ILP.
5. Mengembangkan modul dan peningkatan kapasitas untuk keterampilan pengelolaan data di tingkat Puskesmas.
6. Berkolaborasi dengan universitas terpilih untuk menilai Kinerja Puskesmas.
Wilayah Kerja
Aceh: Pidie, Jawa Barat: Garut, Bali: Badung, Nusa Tenggara Barat: Sumbawa Barat.
Leah McManus
Chief of Party
leah_mcmanus@id.jsi.com
Kegiatan
USAID CHISU didedikasikan untuk meningkatkan sistem informasi kesehatan nasional untuk memungkinkan keputusan dan kebijakan kesehatan berbasis bukti untuk layanan kesehatan yang optimal. Upaya ini didorong oleh empat pendekatan utama:
1. Memperkuat tata kelola dan menciptakan lingkungan yang mendukung sistem informasi kesehatan.
2. Meningkatkan ketersediaan dan interoperabilitas data dan sistem informasi kesehatan yang berkualitas
3. Meningkatkan permintaan dan penggunaan data kesehatan untuk mengatasi prioritas, kesenjangan, dan tantangan kesehatan
4. Memberdayakan mitra lokal untuk penggunaan data kesehatan yang berkelanjutan.
Maryjane Lacoste
Chief of Party
maryjane.lacoste@Jhpiego.org
Kegiatan:
Tingkat Nasional:
Tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota
Wilayah Kerja
Nasional dan 66 kabupaten di 5 Provinsi (Sumut, Banten, Jatim, Sulsel dan NTT).
Arif R Iryawan
Team Lead
arif.iryawan@penabulu.id
Kegiatan
1. Mendukung Kementerian Kesehatan untuk melaksanakan agenda transformasi puskesmas di provinsi-provinsi yang menjadi target dari tahun 2024 hingga 2029 melalui bantuan teknis yang strategis, responsif, dan terkoordinasi yang bertujuan untuk mengembangkan, menerapkan, dan melakukan inovasi yang menghasilkan peningkatan kesehatan bagi masyarakat Indonesia di seluruh siklus kehidupan.
2. Meningkatkan integrasi prioritas puskesmas dalam Sistem Pembangunan Desa: Mengintegrasikan ILP ke dalam sistem pembangunan desa atau Musrenbangdes (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa) akan menciptakan peluang untuk mengatasi kesenjangan yang dihadapi oleh sistem kesehatan lokal di fasilitas kesehatan dan masyarakat.
3. Memperkuat kapasitas organisasi dan teknis dari organisasi masyarakat sipil lainnya di provinsi dan kabupaten yang menjadi target untuk melanjutkan partisipasi aktif dalam pelaksanaan ILP.
4. Bekerja sama dengan Konsorsium Layanan Kesehatan Primer Kemenkes di tingkat nasional, dan mitra pelaksana USAID lainnya, OMS, dan Pemerintah Indonesia di tingkat provinsi dan kabupaten.
Wilayah Kerja
TA-2 (2025) Banten: Lebak dan Pandeglang. Sumatera Utara: Kota Gunungsitoli, Nias Barat, Kota Padang Sidempuan, Padang Lawas, Serdang Bedagai, Batu Bara, Kota Tanjungbalai, Toba, Padang Lawas Utara, Humbang Hasundutan, Kota Sibolga.
Ekorini Listiowati
Program Director
ekorinikholid@gmail.com
Kegiatan:
Bertujuan untuk meningkatkan akses, kualitas dan pengelolaan layanan kesehatan primer dengan meningkatkan pendekatan peningkatan tata kelola kesehatan, memperkuat pembelajaran, dan melibatkan komunitas dan masyarakat sipil dalam layanan kesehatan primer (PHC).
1. “Peningkatan akses berkelanjutan terhadap kualitas layanan di seluruh rangkaian layanan/siklus hidup” akan meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan, termasuk sistem rujukan dan jaringan layanan komunitas untuk semua warga negara.
2. “Peningkatan pembelajaran PHC untuk meningkatkan program dan kebijakan” akan meningkatkan pembelajaran PHC untuk mengatasi tantangan utama dalam implementasi PHC dan penerapan praktik terbaik.
3. “Peningkatan pengelolaan dan kinerja sistem kesehatan untuk mengaktifkan dan mempertahankan Puskesmas di Indonesia” akan meningkatkan pengelolaan dan tata kelola layanan Puskesmas melalui penguatan keterlibatan masyarakat, akuntabilitas sosial, dan peningkatan sistem tata kelola daerah di sektor kesehatan masyarakat.
Wilayah Kerja
Jawa Timur: Lamongan, Lumajang, Blitar, Sulawesi Selatan: Sidenreng Rappang dan Enrekang
Yulia Izati
Health Specialist
yizati@worldbank.org
Kegiatan
Bank Dunia (World Bank) merupakan mitra utama Kementerian Kesehatan dalam pelaksanaan HSTA di enam pilarnya. Benang merah yang melingkupi portofolio kesehatan dan gizi Bank Dunia senilai US$4 miliar adalah dukungan untuk pilar Puskesmas, yang berupaya berkontribusi dalam mengatasi tantangan-tantangan Puskesmas yang masih ada. Intervensi berfokus pada tiga atribut inti dari sistem puskesmas yang berkinerja tinggi:
1. MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN
a. Meningkatkan akreditasi fasilitas puskesmas.
b. Mendukung pengembangan Indonesia Care Pathways.
c. Dukungan tenaga kesehatan.
2. MENINGKATKAN TATA KELOLA DAN AKUNTABILITAS
Beberapa program WB yang bertujuan untuk memperkuat tata kelola seperti I-SPHERE (Indonesia – Supporting Primary Health Care Reform), Program Reformasi dan Hasil Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Program Investasi Gizi dan Anak Usia Dini (INEY), Program Penguatan Penanggulangan Tuberkulosis Nasional (PPAN), dan Universal Healthcare Development Policy Loan (UHC DPL), serta berbagai karya analitis telah memberikan kontribusi pada penguatan tata kelola dan akuntabilitas dengan fokus pada peningkatan kinerja sistem layanan kesehatan primer di Indonesia.
IMPROVING HEALTH FINANCING I-SPHERE
mendukung Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam memperkenalkan transfer antar fiskal berbasis kinerja sebagai bagian dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Non-Fisik untuk meningkatkan efisiensi belanja kesehatan di tingkat daerah.
Wilayah Kerja
Nasional
Website ini dikelola oleh PHC Secretariat di bawah supervisi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Website Konsorsium PHC ini dapat terwujud berkat dukungan dari rakyat Amerika melalui U.S. Agency for International Development (USAID) melalui perjanjian kerjasama #7200AA20CA00002, dilaksanakan oleh Jhpiego dan para mitra. Informasi yang diberikan pada publikasi ini adalah tanggung jawab dari Proyek MOMENTUM Country and Global Leadership, dan tidak mewakili pandangan atau posisi USAID atau pemerintah Amerika Serikat.
Copyright © 2024 Indonesia Konsorsium PHC. All Rights Reserved